Pernah nonton Astro Boy yang ditayangkan di salah satu TV swasta? Kisahnya berdasarkan kisa-kisah manga Tetsuwan Atom karya Tezuka Osamu-sensei lho! Tezuka-sensei di Jepang dianggap sebagai Dewa-nya manga, karena dalam manga Shintakarajima (New Treasure Island, 1947) Ia menciptakan suatu gaya menggambar gaya komik yang kemudian ditiru oleh manga-ka (penulis manga) lainnya.
Gaya itu dapat disebut sebagai gaya ‘sinematis’ yang dibuat agar pembaca manga bukan hanya membaca, namun ‘menonton’ gambar-gambar tersebut menuturkan cerita. Tazuka-sensei lahir di kota Takarazuka, dipropinsi Hyogo, pada tahun 1929. Ia sangat menggemari animasi Disney, sampai menonton Snow White hingga puluhan kali. Pada tahun 1947, ia menghasilkan manga Shintakarajima yang mengangkatnya ke puncak dunia manga. Karya itu disusul berbagai karya lainnya seperti Jungle Taitei (Jungle King), Lost World, Black Jack, Hi No Tori (Phoenix), Ribbon no Kishi (Prnces Knight), dan Tetsuwan Atom. manga-manga-nya juga mulai dianimasikansejak tahun 1956 oleh Toei.
Dalam manga-nya Tezuka-sensei bukan hanya menyajikan karakter-karakter yang penberani, namun juga karakter yang harus menghasapi masalah seperti kamatian dan reinkarnasi. Ia berhasil membuktikan bahwa dalam manga, bukan hanya kisah cinta dan cerita lucu saja yang bisa dikedepankan, tapi juga dapat berupa tema-tema berat dan karakter yang kompleks. Berdasarkan hal itu, Tezuka-sensei dianggap harta berharga, dan diperebutkan oleh semua penerbit di Jepang saat itu. Sekarangpun, penerbitan ulang karya-karyanya tetap menjamin hasil memuaskan. Pada tahun 1967, Tezuka-sensei menerbitkan majalah manga mingguan COM yang menampung karya para manga-ka yang ingin mengekspresikan ide-ide mereka.
Sebagian dari manga-ka tersebut merupakan pengikut atau murid (deshi) dari Tezuka-sensei sendiri. Salah satunya adalah kolaborasi Fujiko-Fujio yang kemudian menciptakan Doraemon. Sayangnya, karena satu dan lain hal, majalah ini mengalami kebangkrutan pada tahun 1972. Tetapi pada saat itu majalah-majalah manga lain yang mengikuti COM telah berdiri dan laku keras di Jepang. Sejak tahun 80′an, manga-manga Tezuka-sensei diakui oleh pemerintah Jepang sebagai bagian berharga dari kebudayaan, padahal banyak yang masih menentang karena dianggap sebagai sampah dan perusak pikiran anak-anak. Manga-manga Tezuka-sensei diletakan bersama kumpulan buku-buku serius di perpustakaa-perpustakaan nasional dan swasta. Bahkan pada tahun 1994, didirikan museum Tezuka Osamu di kota kelahirannya, Takarazuka. Tezuka-sensei wafat pada tahun 1989, dengan meninggalkan 500 judul manga, 1000 karakter labih, dan tidak terhitung murid, baik yang dibimbing langsung, maupun yang terinspirasi oleh karya-karyanya. Dan, karyanya itu tetap kekal hingga saat ini.
Gaya itu dapat disebut sebagai gaya ‘sinematis’ yang dibuat agar pembaca manga bukan hanya membaca, namun ‘menonton’ gambar-gambar tersebut menuturkan cerita. Tazuka-sensei lahir di kota Takarazuka, dipropinsi Hyogo, pada tahun 1929. Ia sangat menggemari animasi Disney, sampai menonton Snow White hingga puluhan kali. Pada tahun 1947, ia menghasilkan manga Shintakarajima yang mengangkatnya ke puncak dunia manga. Karya itu disusul berbagai karya lainnya seperti Jungle Taitei (Jungle King), Lost World, Black Jack, Hi No Tori (Phoenix), Ribbon no Kishi (Prnces Knight), dan Tetsuwan Atom. manga-manga-nya juga mulai dianimasikansejak tahun 1956 oleh Toei.
Dalam manga-nya Tezuka-sensei bukan hanya menyajikan karakter-karakter yang penberani, namun juga karakter yang harus menghasapi masalah seperti kamatian dan reinkarnasi. Ia berhasil membuktikan bahwa dalam manga, bukan hanya kisah cinta dan cerita lucu saja yang bisa dikedepankan, tapi juga dapat berupa tema-tema berat dan karakter yang kompleks. Berdasarkan hal itu, Tezuka-sensei dianggap harta berharga, dan diperebutkan oleh semua penerbit di Jepang saat itu. Sekarangpun, penerbitan ulang karya-karyanya tetap menjamin hasil memuaskan. Pada tahun 1967, Tezuka-sensei menerbitkan majalah manga mingguan COM yang menampung karya para manga-ka yang ingin mengekspresikan ide-ide mereka.
Sebagian dari manga-ka tersebut merupakan pengikut atau murid (deshi) dari Tezuka-sensei sendiri. Salah satunya adalah kolaborasi Fujiko-Fujio yang kemudian menciptakan Doraemon. Sayangnya, karena satu dan lain hal, majalah ini mengalami kebangkrutan pada tahun 1972. Tetapi pada saat itu majalah-majalah manga lain yang mengikuti COM telah berdiri dan laku keras di Jepang. Sejak tahun 80′an, manga-manga Tezuka-sensei diakui oleh pemerintah Jepang sebagai bagian berharga dari kebudayaan, padahal banyak yang masih menentang karena dianggap sebagai sampah dan perusak pikiran anak-anak. Manga-manga Tezuka-sensei diletakan bersama kumpulan buku-buku serius di perpustakaa-perpustakaan nasional dan swasta. Bahkan pada tahun 1994, didirikan museum Tezuka Osamu di kota kelahirannya, Takarazuka. Tezuka-sensei wafat pada tahun 1989, dengan meninggalkan 500 judul manga, 1000 karakter labih, dan tidak terhitung murid, baik yang dibimbing langsung, maupun yang terinspirasi oleh karya-karyanya. Dan, karyanya itu tetap kekal hingga saat ini.
Sumber : Ulax
No comments:
Post a Comment